8 research outputs found

    PENGELOLAAN LIMPASAN AIR HUJAN BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA PERUMAHAN THE HILL TAMANSARI SEMARANG

    Get PDF
    Semarang mengalami peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk sebanding dengan permintaan hunian yang dalam pemenuhannya menyebabkan peralihan fungsi lahan. Lokasi studi dipilih Kelurahan Sendangmulyo, Sambiroto, dan Mangunharjo yang terletak di hulu sub-system Banjir Kanal Timur. Analisis dilakukan untuk mengetahui dampak akibat peralihan fungsi lahan dan upaya untuk meminimalisasinya. Berdasarkan analisis, dalam rentang waktu 2007-2016, terjadi peningkatan peralihan fungsi lahan sebesar 119 Ha. Dengan EPA-SWMM diperoleh peningkatan aliran permukaan rata-rata sebesar 0,286 m3/dt setiap tahunnya. Analisis sosial dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif, dengan wawancara kepada warga di luar perumahan. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat genangan saat musim hujan dan aliran air di atas jalan saat musim hujan menyebabkan kerusakan jalan. Penanganan limpasan hujan untuk meminimalisasi dampak seharusnya dilakukan oleh pengembang, sebagai lokasi analisis digunakan Perumahan The Hill Tamansari. Hasilnya perumahan The Hill Tamansari sudah membatasi debit air yang dialirkan ke luar kawasan. Karena tidak optimal, maka terjadi genangan di dalam kawasan. Dengan menambahkan 395 unit sumur resapan dan 11.944 unit lubang resapan biopori, genangan tereduksi 100%. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, setiap peralihan fungsi lahan sebesar 50 m2 menyebabkan peningkatan aliran permukaan sebesar 0,14L/s. Saran untuk pemerintah supaya menambahkan ketentuan perijinan pendirian bangunan yang mewajibkan setiap pembangunan 50 m2 lahan membangun satu sumur resapan. Kata kunci : drainase, limpasan, EPA-SWMM, dampak Semarang has an increasing population every year. The increase in the number of residents is proportional to the demand for occupancy which in its fulfillment leads to the transition of land functions. The location of the study was chosen in Sendangmulyo, Sambiroto and Mangunharjo villages located in the upstream sub-system of Banjir Kanal Timur. The analysis was conducted to determine the impact of landuse change and efforts to minimize it. Based on the analysis, within the period 2007-2016, there was an increase in landuse functionality of 119 Ha. Using EPA-SWMM obtained an average surface flow increase of 0.286 m3/s annually. Social analysis is done by quantitative descriptive method, by interviewing to residents outside housing. The result is that there are puddles during the rainy season and the water flow over the road during the rainy season causes road damage. Handling rainfall runoff to minimize the impact should be done by the developer, as the location of analysis used The Hill Tamansari. The result of The Hill Tamansari housing has limited the flow of water that flowed out of the region. Because it is not optimal, there is a puddle inside the area. By adding 395 units of absorption wells and 11,944 unit of biopori infiLation holes, the puddles are reduced by 100%. Based on the results of the analysis performed, each shift of land function by 50 m2 causes an increase in surface flow of 0.14 L/s. Suggestion for the government to add the building permit requirement which requires every 50 m2 land development to build one absorbing well. Keyword : eco-drainage, runoff, EPA-SWMM, impac

    Evaluasi Ruang Publik Kawasan Kota Lama Semarang Terhadap Tingkat Livabilitas Kota Akibat Revitalisasi Kawasan

    Get PDF
    Konsep livable city merupakan gambaran sebuah lingkungan dan suasana kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan sebagai tempat untuk berkegiatan yang dilihat dari berbagai aspek, baik aspek fisik maupun aspek non-fisik (Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia, 2009). Salah satu prinsip penting dalam konsep livable city adalah ketersediaan ruang publik sebagai tempat bersosialisasi dan berinteraksi. Kota Semarang, Jawa Tengah, yang terus berbenah dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami banyak perubahan terutama yang paling mencolok adalah dari fisik dan wajah kotanya menjadi salah satu kota di Indonesia yang paling layak huni, berdasarkan Most Livable City Index 2017 (Indeks Kota Paling Layak Huni 2017) yang dirilis oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia. Termasuk kawasan Kota lama Semarang yang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah kota, berbagai perubahan wajah kota peninggalan kolonial Belanda yang dibangun abad ke-19 hingga ke-20 sebagai kawasan perkantoran perdagangan mulai terjadi perubahan yang cukup besar. Mulai dari pemugaran gedung-gedung bersejarah, peralihan fungsi beberapa ruang terbuka yang terbengkalai di kawasan Kota Lama, sampai dengan perbaikan jalan serta sarana prasarana penunjang ruang publik untuk kehidupan sosial pada kawasan Kota Lama

    Membangun Kesiapan Sekolah dalam Upaya Penanggulangan Wabah Covid-19

    Get PDF
    Salah satu upaya mitigasi bencana dan wabah adalah melalui pendidikan. Pendidikan sendiri menjadi sarana penting untuk membangun manusia menjadi pribadi yang lebih baik, hal ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik sacara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah adalah suatu lembaga atau tempat untuk belajar seperti membaca, menulis dan belajar untuk berperilaku yang baik. Sekolah juga merupakan bagian integral dari suatu masyarakat yang berhadapan dengan kondisi nyata yang terdapat dalam masyarakat pada masa sekarang. Sekolah juga merupakan lingkungan kedua tempat anak-anak berlatih dan menumbuhkan kepribadiannya (Hamid, 2018). Melihat dari peran pentingnya sekolah, maka dapat disimpulkan meskipun dunia sedang dilanda bencana dan wabah ganas seperti Covid 19, kegiatan belajar mengajar sebagaimana intisari dari pendidikan harus terus berjalan. MI Baitul Huda merupakan salah satu sekolah dasar yang terdampak pandemi Covid 19. Sejak pembatasan sosial mulai digangkan termasuk dikota semarang, MI Baitul Huda terhitung 8 bulan telah merumahkan siswanya dan menjalankan model pembelajaran on line berbasis internet. Belakangan muncul ekspektasi bahwa kondisi sekolah secara online akan segera berakhir paling tidak hingga tahun ajaran baru 2021/2022. Apabila hal itu betul akan terlaksana, maka perlu sebelumnya memperispakan menejemen sekolah agar mampu menjalankan langkah mitigasi pencegahan mewabahnya Covid 19 dalam cluster sekolah. Mengacu pada permasalahan dalam pendahuluan diatas, solusi atas permasalahan yang ada yaitu penguatan kapasitas untuk manajemen resiko bencana dan wabah penyakit pada civitas akademik sekolah perlu dilakukan. Penguatan kapasitas civitas akademik tersebut dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan diskusi dan penyusunan langkah praktis mitigasi penularan Covid 19 di Sekolah. Adapun kapasitas civitas akademik yang dapat ditingkatkan adalah kemampuan dalam pencegahan (preventif), pengurangan (mitigasi) hingga penanganan bencana dan wabah yang partisipasif civitas akademik melalui langkah yang sederhana melalui workshop peningkatan pengetahuan dan penyusunan cecklish kesiagaan kebencanaan wabah penyakit, dalam hal ini adalah Covid 19 lingkungan sekolah. Selain hal tersebut, hasil pengabdian masyarakat ini juga akan disusun dalam bentuk artikel ilmiah dan akan dipublikasikan dalam jurnal, prosiding dan lain sebagainya

    ADAPTASI PENDAMPINGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI MASA PANDEMI COVID19 MELALUI WEB TRAINING KREATIFITAS PRODUK OLAHAN SAMPAH

    Get PDF
    Dalam masa pandemi COVID 19 ini, persolan pengelolaan sampah semakin besar. Pembatasan Kebiatan Masyarakat (PKM) di Kota Semarang mengakibatkan berkurangnya aktivitas masyarakat di luar rumah yang juga turut mendorong meningkatnya produksi sampah di dalam rumah tangga. ketika pembatasan sosial diberlakukan, pelatihan dan seminar menjadi hal yang sulit untuk dilaksanakan. Berangkat dari hal tersebut, diperlukan alternatif metode baru dalam berkegiatan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah metode Demonstrasi. Sedangkan dalam analisis hasil kegiatan, metode yang digunakan adalah metode Kualitatif eksperimental. kegiatan Web training Kreatifitas Hasil Olahan Sampah yang dilakukan RIL UNIKA Soegijapranata Semarang bekerjasama dengan Bank Sampah Bina Karya Sejahtera merupakan bentuk adaptasi kegiatan yang mampu menjadi alternatif bagi bank Sampah untuk tetap menjalankan kegiatan peningkatan kapasitas SDM di masa Pandemi COVID 19. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya respon positif dari mayoritas peserta Web training yang menunjukan efektifitas Web training dan kegiatan yang berbasis digital lainya

    From Field to Virtual: Developing Hybrid-Learning Media of Earthquake and Tsunami Disaster Resilience Strategy of Fishing Village Community in Bandar Lampung

    Get PDF
    Indonesia is an earthquake and tsunami prone area, therefor, disaster resilience strategy is important for surviving and living. The topic of disaster resilience strategy of earthquake and tsunami and case study at Kangkung village in Bandar Lampung then become a topic of hybrid-learning for students with videos as media. It brings a case study of earthquake and tsunami disaster resilience strategy from field to the class by virtual learning media. The research conducted by mix method of (1) Fieldwork approach; (2) Hybrid-learning media production; and (3) Qualitative approach. Fieldwork conducted by observation and documentation (pictures and movies) of Kangkung fishing village community in Bandar Lampung while qualitative approach conducted by questionnaires and in-depth interview to students of Department of Infrastructure and Environmental Engineering, Soegijapranata Catholic University. The results have been analyzed by scoring method. Several conclusions can be described as: (1) five aspects of attractiveness, delivery, learning atmosphere, understanding, and motivation inflicted, can be applied in scoring method; and (2) hybrid-learning media is very good to implemented to learn disaster resilience strategy of earthquake and tsunami at Kangkung fishing village in Bandar Lampung

    Mini-Incenerator: Pembuatan Teknologi Pengolah Sampah Untuk Mengatasi Limbah Diapers Pada Skala Rumah Tangga

    Get PDF
    Sampah merupakan barang atau zat sisa kegiatan konsumtif manusia sehari-hari yang telah berkurang nilai dan kemanfaatanya. Dalam kehidupan sehari-hari, sampah sering ditemui dalam 2 jenis diantanya organik yang berasal dari benda atau zat hidup yang dapat disintesis oleh alam dan annorganik yang merupakan sampah yang berasal dari benda atau zat selain benda hidup atau buatan. Permasalahan sampah sendiri, muncul sejak berkembangnya zaman klasik ke zaman modern yang kini syarat akan teknologi pengemasan yang termasuk dalam jenis annorganik dan sulit untuk terurai oleh alam. Semakin masifnya penggunaan bahan annorganik tersebut, kini secara akumulatif menjelma menjadi permasalahan besar bagi alam dan tentunya umat manusia di seluruh penjuru dunia. Adalah popok sekali pakai atau yang disebut sebagai Pampers, yang merupakan salah satu contoh residu yang tak layak didaur ulang dan juga mengandung kotoran atau bakteri yang berpotensi mendatangkan penyakit. Mongabay menyebutkan, adanya fakta lapangan yang mana menunjukan bahwa popok sekali pakai menjadi penyumbang sampah terbanyak kedua di laut, yakni 21% menurut riset Bank Dunia pada 2017. Kelurahan Kedungpani kecamatan Mijen, Semarang merupakan salah satu kelurahan yang dapat dikatakan terdampak atas peningkatan sampah dari sektor rumah tangga, hal ini disebabkan tidak semua wilayah kelurahan ini dapat menerapkan manajemen pengelolaan sampah berprinsip 3 R melalui adanya Bank Sampah, Permasalahan muncul kemudian ketika dalam kegiatan pengelolaan sampah melalui Bank Sampah mendapati masih banyaknya jenis sampah yang tidak layak daur ulang, salah satunya jenis sampah popok sekali pakai atau pampers. Mengacu pada permasalahan mitra yang telah diulas pada bagian di atas, maka penulis memandang beberapa solusi yang dimungkinkan akan efektif dalam menangani permasalahan sampah popok sekali pakai yaitu dengan pemanfaatan mini incinerator skala rumah tangga. Incinerasi sendiri adalah metode pengelolaan sampah dengan cara memusnhkan fisik sampah dengan memanfaatkan panas (dibakar) dalam ruang atau instalasi tertutup

    PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENINGKATAN KAPASITAS PEREMPUAN BERBASIS CHEKLIST DALAM UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA PANDEMI COVID-19

    No full text
    Bencana dipahami sebagai peristiwa disebabkan oleh alam atau manusia yang membahayakan kehidupan dan penghidupan seseorang. Merujuk pada akibat yang ditimbulkan, seharusnya padangan mengenai bencana dapat diperluas menjadi segala faktor yang dapat menimbulkan akibat kerugian harta dan jiwa sebagaimana dijelaskan. Sehingga, kita dapat melihat faktor lain baik fisik maupun non fisik sebagai potensi bencana. Salah satu contohnya adalah bencana kesehatan akibat adanya polutan biotik (Bakteri, Jamur, Virus, dll), dalam hal ini pandemi COVIS-19. Bencana sendiri memiliki dampak yang berbeda antara perempuan dan laki-laki yang disebabkan oleh peran dan tanggungjawab yang berbeda. Tidak adanya bekal pengetahuan dan keterampilan dasar mengenai kesiapsiagaan bencana alam dan kesehatan menjadi salah satu penyebab keterbatasan perempuan dalam upaya menyelamatkan diri dan keluarga dalam situasi bencana dan wabah. Solusinya yaitu penguatan kapasitas untuk manajemen resiko bencana dan wabah penyakit pada perempuan perlu dilakukan. Produk dari penelitian ini adalah pengembangan instrumen yang berupa modul informasi pengetahuan dasar COVID-19 beserta tabel cecklist wabah Pandemi COVID-19 yang berfungsi sebagai alat bantu dan panduan mitigasi Wabah COVID-19 dalam keluarga. Instrumen ini merupakan salah satu langkah pembangunan sumber daya manusia (Human Resourch) khususnya pada bidang ketahanan terhadap bencana dan wabah penyakit.Disasters are understood as events caused by nature or humans that endanger a person's life and livelihoods. Referring to the consequences, the view of disaster should be expanded into all the factors that can cause loss of property and life as explained. So, we can see other factors, both physical and non-physical, as potential disasters. One example is a health disaster due to biotic pollutants (bacteria, fungi, viruses, etc.), in this case the COVIS-19 pandemic.Disasters themselves have different impacts between women and men due to different roles and responsibilities. The absence of basic knowledge and skills regarding natural disaster preparedness and health is one of the reasons for the limitations of women in efforts to save themselves and their families in situations of disasters and outbreaks. The solution, namely strengthening the capacity for disaster risk management and disease outbreaks in women, needs to be done.The product of this research is the development of an instrument in the form of a basic knowledge information module of COVID-19 along with the COVID-19 Pandemic outbreak checklist table which functions as a tool and guidance for mitigating the COVID-19 outbreak in the family. This instrument is one of the steps in human resource development (Human Resources), especially in the field of resilience to disasters and disease outbreaks

    Water Supply Needs Analysis for the Remote Area of Sumba Island : a Resilience Strategy of Drought Disaster Risk Reduction

    No full text
    Central Sumba Regency and Tana Mbanas village are the driest areas in Indonesia where water shortage happened and drought become annual event. Both Central Sumba Regency and Tana Mbanas village are facing problem of become growing population with limited water supply because of drought. Hence, this paper aimed to analyse water supply needs in Central Sumba Regency and Tana Mbanas village as resilience strategy in drought disaster risk reduction. This research investigated the water availability and sufficiency in Central Sumba Regency and Tana Mbanas village by water supply analysis. Existing population of Central Sumba Regency and Tana Mbanas village have been projected for the next 10 years using exponential method. Result of study found that projected 2030 water supply needs in Central Sumba Regency (214.52 l/sec) cannot fulfill the needs (only 2-163 l/sec) except the RWS Mambitul (228 l/sec). It is also found that water supply needs in Tana Mbanas village (3.40 l/sec) in 2030 is bigger than the capacity of potential ground water bore well (< 2 l/sec) that located in SDM Waiurang. The water supply needs in Central Sumba Regency and Tana Mbanas village in 2030 cannot be provided by the water availability in those areas. This research meets conclusion that water supply needs analysis would become a resilience strategy in drought disaster risk reduction. Keywords: water supply, Sumba drought, resilience strategy, disaster risk reduction
    corecore